header ads
WHAT'S NEW?
Loading...
icakicak.com - Ilustrasi
Huft… meskipun adak ritikan lagi dari sidia tetapi aku sangat ingin menulis lagi. Hihih maaf ya?walau terkadang diketawain atau bagaimanapun juga yang penting inikan tulisanku. prurkkkk Tapi jujur loh teman, kali ini memang berat sekali jari-jari ku menyentuh keyboard karena menulis itu bukan perkara yang gampang apalagi background saya bukanlah seorang penulis, namun karya tulis akhir aku tidak aku upahi juga sih,itu murni tulisan aku. Aku tak berharap tulisan hanya sekedar dibaca tulisansaja, tetapi alangkah senangnya apabila dikritik dan diberikan saran-saran bagaimana cara menulis yang baik dan benar.

Tulisan ini memang aneh ya, menurut dia tulisan ku kemarin sangat amburadur sekali saat dibaca tetapi pesannya sampai begitu dia bilang sama aku, homlah! Tidak salah jugakan kalau aku menulis walaupun salah-salah, daripada aku simpan dikepala terus yang ada down kepala ini karena muatan sudah penuh dengan kata-kata yang tidak jelas. Mending aku tuang saja dalam catatan ini, kalau kata ureung gampoeng saya “plok ube bruk boeh peu ta pasoe ie saboeh tima, koen rhoe ie jih ue luwa” seperti itulah tamsil kepala ku ini. :)

Dalam serba keterbatasan, aku tetap ingin sekali menulis. Tahu tidak saya selalu inginmenulis? Mau tahu tidak. Eh, woy mau tahu tidak? Kalau tidak mau tahu ya tidak apa-apa juga sih tetapi aku tetap ingin menceritakan sama kalian. Ember sekaliaku kan? Bak budik keuh! sebenarnya aku itu punya teman masa kecil yang sangat pintar dalam hal merangkai kata-kata tetapi beliau itu tidak ada waktu untuk mengajari aku menulis karena beliau itu sibuk sekali dengan tugas-tugasnya maklum saja dia adalah seorang manusia super sibuk. Aku sangat ingin seperti dia namun keterbatasan ini membuat saya berdiri di tempat. Apa betul ya, aku berdiri ditempat?

Teman aku itusangat lihai dalam merangkai kata-kata, dengan tulisan karyanya dapat mengharumkan nama gampoeng ku, sehingga aku pun termotivasi sekali dengan caradia. Ada suatu waktu aku bilang sama dia, eh ngon neupeurunoe long ilee cara teumeuleh ile, dia jawab tahu tidak! Alah meu tulisan nyan koen ka tuleh laju kiban nyang galak keuh. Aku pun terdiam, lagee tapeeh babah teuh, tabeu hana meu’oh. Tapi dia tidak menoleh ke wajah ku saat dia menjawabnya. Sampai hari ini aku tidak tahu kenapa dia menjawab begitu.

Di lain kesempatanaku berkenalan dengan seorang teman didumay, namanya ku rahasiakan saja ya? Khak kkhak. Aku iseng-iseng ngepost tulisan-tulisan nyeleneh sengaja ku buat agar kepala ini encer sedikit tidak seperti batu. Eh teman yang ku maksud dumay itu bukan nama tempat ya,jangan sampai nanti kalian salam paham pula, dumay itu maksud aku “Dunia Maya”,sudah jelaskan? Xi xi. Beliau sangat cerdas saya rasa mengkritik tulisan, diabilang tulisan seperti kereta api begitu panjang karena tidak spasinya, danjuga dia bilang sepertinya tulisannya kena lem. Ya maklum saja akukan tidak tahu bagaimana cara menulis dengan kaedah EYD dalam bahasa Indonesia, akusering baca tulisan jawi melayu jadi terbawa suasana begitu. Hahah
Tulisan ini sangat jelekkan, jangan lupa mampir dan kritikan membangun ku tunggu loh!
Akal : "Man..Jadi menurutmu, malaikat itu tercipta dari cahaya dan memiliki tubuh besar lengkap dengan sayap-sayap, begitukah?"

Iman: "Iya, tentu saja..Kal, Apa menurutmu tidak?"

Akal: "Hmm,.. Apakah malaikat membutuhkan sayap untuk terbang? Kau jangan tersinggung,Man. Tapi setahuku yang namanya sayap, itu untuk terbang dengan bantuan udara.. Jadi menurutmu, malaikat butuh udara untuk terbang?"

Iman:
Mencoba menjawab:
Ini dalil-dalilnya bahwa malaikat itu punya sayap, untuk menjawab tentang iman harus pakek dalil naqli (al-quran-hadis) dan dalil aqli (akal). "Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". [QS. Al Fathir : 1].

Juga sebagaimana hadits dalam riwayat Bukhari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tatkala Allah memutuskan perkara di langit, para Malaikat mengepakkan sayap, mereka merasa tunduk dengan firman-Nya, seolah-olah kepakan sayap itu bunyi gemerincing rantai di atas batu besar. Ketika telah hilang rasa takut, mereka saling bertanya : “Apakah yang dikatakan Rabbmu? Dia berkata tentang kebenaran dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Lalu firman Allah itu didengar oleh pencuri berita langit. Para pencuri berita itu saling memanggul (untuk sampai di langit), lalu melemparkan hasil curiannya itu kepada teman di bawahnya". (SHAHIH. HR. Bukhari dari Abi Hurairah radliyallahu 'anhu)

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhu, ia berkata: "Setelah peristiwa perang Uhud, orang tuaku didatangkan dalam keadaan terbungkus sekujur tubuhnya karena jasadnya telah tercabik-cabik. Ketika aku bermaksud mengangkat kain yang membungkusnya, orang-orang segera melarangku, kemudian aku hendak mengangkat kain pembungkus itu lagi dan orang-orang kaumku tetap melarangku. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang mengangkat kain pembungkus itu atau beliau memerintahkan untuk diangkat lalu diangkatlah kain itu. Tiba-tiba beliau mendengar suara tangisan atau jeritan seorang wanita, lalu beliau bertanya: Siapakah itu? Mereka menjawab: Putri Amru atau saudara perempuan Amru. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Mengapa ia menangis, padahal para malaikat sedang menaungi dengan sayap-sayapnya sampai dia diangkat. [Shahih Muslim No.4517].

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu,bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba- hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga- Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. [Shahih Muslim No.4854].

Dari Zir bin Hubaisy, katanya: "Saya mendatangi Shafwan bin 'Assal radhiallahu anhu untuk menanyakan soal mengusap dua buah sepatu khuf (but). Shafwan berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau datang ini, hai Zir?" Saya menjawab: "Kerana ingin mencari ilmu pengetahuan." Ia berkata lagi: "Sesungguhnya para malaikat itu sama meletakkan sayap- sayapnya - yakni berhenti terbang dan ingin pula mendengarkan ilmu atau kerana tunduk menghormat - kepada Orang yang menuntut ilmu, kerana ridha dengan apa yang dicarinya." [Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lain-lainnya dan Imam Tirmidzi mengatakan bahawa Hadis ini adalah hasan shahih]. “Berbahagialah penduduk Syam.” Kami bertanya : “Kenapa?” Beliau menjawab : “Sesungguhnya para Malaikat Allah Yang Maha Rahman membentangkan sayap mereka di atasnya.” (HR. Ahmad, Hakim, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir)
Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari ['Ashim] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat Jibril dalam bentuk aslinya, ia memiliki enam ratus sayap, setiap sayap dapat menutupi antara langit dan bumi, dari sayapnya berjatuhan aneka warna warni, mutiara dan yaqut. Allah Maha Mengetahui itu semua. (Musnad Ahmad No Hadist 3561)

Telah meneritakan kepada kami [Zaid bin Hubab] telah menceritakan kepadaku [Husain] telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Bahdalah] ia berkata; Aku mendengar [Syaqiq bin Salamah] berkata; Aku mendengar [Ibnu Mas'ud] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat Jibril berada di Sidratul Muntaha, ia memiliki enam ratus sayap." Ia berkata; Aku bertanya kepada 'Ashim tentang sayap, namun ia enggan untuk mengabarkan kepadaku. Ia berkata; Lalu sebagian sahabatnya mengabarkan kepadaku bahwa sayapnya memenuhi ujung timur dan barat. (Musnad Ahmad no hadist 3668) Dan masih ada beberapa dalil yang lain, terutama dalam hadits yang panjang yang shahih tentang malaikat memiliki sayap ini

Untuk kita ketahui, sayap malaikat belum tentu sama dengan sayap burung, buruh hanya dua sayap, tapi berdasarkan hadis malahan malaikat ada yang tiga sayapnya, empat, malahan ratusan. Sebagaimana dalil tentang sayap malaikat jibril. Masalah apakah apabila tidak ada sayap dan tidak ada udara, apakah malaikat tidak bisa terbang?. Jawabannya, jika Allah mau kenapa tidak. Angin saja ciptaan Allah, tentu saja lebih bisa Allah menerbangkan malaikat tanpa sayap. kita jangan lupa, hakikatnya, 'kun fa yakun', dan 'wallah khalaqakum wa ma ta'malun.' jadi malaikat bukan terbang dengan kuasanya, tapi besar peran Allah didalamnya. Kembali ke hakikat ketauhidan bukan angin dan sayap pada hakikatnya yang menerbangkan, tapi karena izin Allah. Tidak ada sayap dan udarapun kalau Allah mau, kenapa tidak.
Image Google
Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan kita selama ini, disetiap akhir desember selalu ada wacana pro-kontra umat Islam terhadap ucapan selamat natal kepada umat kristiani. Ada yang berpendapat bahwa ucapan memberi selamat natal kepada umat kristiani adalah hal yang wajar, “toh itukan hanya sekedar ucapan, tidak kita masuk kedalam hati (keyakinan)”. Bahkan ada sebagian cendikiawan muslim yang mengatakan bahwa ucapan selamat natal kepada umat kristiani itu sah-sah saja, ada juga yang berani datang kegereja untuk menghadiriundangan peribatan mereka, nau’zubillah. Apakah itu yang diajarkan Islam?, bagaimana konteksnya “bersikap tegaslah kepada kafir dan berlemah lembutlah kepada sesama muslim”? sejatinya muslim tidak begitu, karena muslim itu menuhankan Allah, tidak menuhankan selain dari pada-Nya. Maka dalam hal ini saya sebagai muslim yang miskin pengetahuan ingin membahas sedikit tentang “ucapan-ucapan yang bisa menentukan terhadap sebuah hukum dan efek setelah mengucapkan kata tersebut”.
Ada beberapa ucapan yang menentukan sebuah hukum, tanpa ucapan itu maka tidak akan lahir sebuah hukum yang kuat pada kita. Berikut bukti-bukti dari ucapan yang melahirkan ketentuan tertentu;
1.Ucapan ijab-kabul pada saat nikah
2.Menceraikan istri
3.Mengucapkan kata Ruju’
4.Berkata yang menjatuhkan Talak istri 
Inilah ucapan-ucapan yang melahirkan sebuah hukum tertentu, maka seharusnya kita orang Islam jangan pernah bermain-main dengan ucapan. Dalam sebuah agama tentunya ada peraturan sendiri dalam hal pernikahan, cerai, ruju’, talak dan lain-lain. Ini adalah pertanda bahwa ucapan itu ada makna. Wallahua’lam

Dalam Membaca Alqur'an harus Paham dengan kaedah penulisan ejaan arab dan ketentuannya masing-masingnnya, nah pada tulisan singkat ini saya mencoba membahas tentang ketentuan bagaimana cara baca ayat suci Alqur'an ketika dihadapkan dengan "Ibtida' Hamzah Washal".

KETENTUAN IBTIDA' HAMZAH WASHAL
  1. Jika ada "Lam Alif" maka harakat di atas Hamzah tersebut adalah FATHAH
  2. Pada Kata (Arab=Kalimah) jika huruf ketiga berharakat "Fathah atau Kasrah, maka harakat Alif menjadi Kasrah.
  3. Dan Jika huruf ketiga berharakat Dhammah maka harakat Alif menjadi Dhammah.
Ketentuan-ketentuan di atas tidak berlaku pada ISEM.
Contoh: Ibnu, Ismu,

Semoga Bermanfaat.
Apabila ada tambahan atau saran untuk memperkaya tulisan ini silakan ditambahkan. :)
Dahari : Adakah Allah SWT itu wujud?
Abu hanifah : Ada
Dahari : Di mana Dia?

Abu Hanifah : Dia tidak bertempat

Dahari : Bagaimanakah suatu benda yang maujud itu tidak bertempat?

Abu Hanifah : Dalil tersebut terdapat pada diri kita. Bukankah pada diri kita adanya roh? Jadi di manakah terletaknya roh, adakah di kepala, di perut atau di kaki kamu? Dii dalam air susu ada lemak, jadi di manakah terletaknya lemak itu? Adakah di alas ataupun di bawah? Jadi begitulah Allah SWT yang tiada bertempat.

Dahari : Apakah yang terdahulu daripada Allah SWT dan apakah yang terkemudian daripada-Nya?

Abu hanifah : Tiada suatu yang terdahulu dan terkemudian daripada-Nya.

Dahari : Bagaimanakah suatu yang maujud tiada yang terdahulu dan terkemudian daripada-Nya?

Abu hanifah : Dalilnya terdapat pada diri kita. Apakah yang terdahulu daripada ibu jari dan apakah yang terkemudian daripada jari kelingking? Maka tiada sesuatu pun yang terdahulu dan yang terkemudian daripadanya, Demikianlah Allah SWT, tiada sesuatu yang terdahulu dan ter¬kemudian daripada-Nya.
BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Syarat bagi pelaku rukun Islam, di dalam hatinya harus terdapat iman terlebih dahulu. Bila tidak ada iman, akan sia-sia perbuatannya, jadi sebelum melakukan rukun Islam, seseorang harus memenuhi rukun iman terlebih dahulu. Dengan analisa ini, seorang mukmin mesti muslim, tetapi seorang muslim belum mesti mukmin. Dalam hal ini agaknya pengertian dari Islam adalah perbuatan dan amal saleh.
Ungkapan Al-Juwaini yang mengatakan, bahwa iman pasti islam, tetapi Islam tidak mesti iman. Agaknya tinjauannya di sini dari segi bahasa. Iman menurut bahasa adalah pembenaran, sedangkan Islam artinya penyerahan diri. Orang yang menyerahkan diri belum mesti membenarkan adanya Tuhan, seperti kafir zimmi yang menyerahkan diri kepada orang Islam di zaman Nabi. Sedangkan orang yang membenarkan Tuhan mesti menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan yang dibenarkannya. Dengan begitu, orang mukmin mesti muslim, sedangkan orang muslim belum mesti mukmin.[1]