Kebiasaan membaca surat tertentu dalam
tarawih sebenarnya tidak ada tuntunannya dari Rasulullah SAW. Tetapi
tidak lantas menjadi bid'ah. Biasanya orang-orang mengurutkan dari surat
At-Takatsur sekedar biar gampang menghitungnya. Sebab surat itu adalah
10 surat terakhir sebelum tiga surat (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas).
Ketiga surat itu dibaca untuk shalat witir, sedangkan 10 surat itu
dibaca di 20 rakaat. Tiap rakaat pertama, dibaca surat-surat itu,
sedangkan tiap rakaat kedua akan dibaca surat Al-Ikhlas (qulhuwallahu
ahad).
Tetapi sekali lagi, semua itu tidaklah
bersumber dari petunjuk nabi, melainkan kreatifitas orang-orang. Tidak
menggunakan urutan seperti itu pun tidak mengapa. Yang penting membaca
ayat-ayat Al-Quran dengan fashih, tartil dan baik.
Dan penting juga untuk diperhatikan
bahwa shalat tarawih bukanlah jenis shalat untuk berbalapan,
sampai-sampai shalawat nabi pun mau ditinggalkan. Sayang sekali kalau
kita melakukannnya dengan cara demikian, sebab seharusnya shalat itu
dinikmati dan diresapi, bukan sekedar dijalankan.
Terburu-buru dan tergesa-gesa dalam
menjalankan shalat tarawih tentu akan mengurangi kekhusyuan, padahal
kekhusyuan justru tujuan utama shalat. Sebagaimana firman Allah:
Dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku. (QS. Thaha: 14)
Dan shalat khusyu' merupakan ciri orang
yang beriman, sebagaimana firman Allah SWT:
Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu' dalam
shalatnya. (QS. Al-Mu'minun: 1-2)
0 komentar:
Post a Comment