1. Dua pertiga malam.
Berdasarkan hadits,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي
فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي
فَأَغْفِرَ لَهُ (البخاري:1077)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah
saw bersabda, Tuhan kita Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi turun ke langit dunia
setiap malam, pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, Barangsiapa yang
berdo’a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku
beri, dan barangsiapa yang memohon ampunan-Ku pasti Aku ampuni . (HR. Bukhari)
2. Antara adzan dan qomat
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّعْوَةُ لَا
تُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا (احمد : 12878)
Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah
saw bersabda, Do’a antara adzan dan qomat tidak ditolak, maka berdo’alah kamu.
(HR. Ahmad)
3. Waktu Jum’at
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ
قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا (البخاري : 883)
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw
menerangkan bahwa pada hari Jum’at ada satu waktu yang seorang muslim berdo’a
kepada Allah Ta’ala dalam shalatnya bertepatan dengan waktu itu, pasti Allah
akan memenuhinya. Nabi berisyarat dengan tangannya, menimbang-nimbangnya. (HR.
Bukhari)
4. Sesudah Shalat
Fardhu
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ
أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ
(الترمذي :3421)
Dari Abu Umamah ia berkata, Rasul ditanya,
Ya Rasulallah, do’a yang manakah yang akan didengar (oleh Allah), beliau
menjawab, ketika tengah malam terakhir dan setiap selesai shalat yang wajib.
(HR. Tirmidzi)
Tiga yang pertama, saat-saat mustajab
do’a, dilakukan dalam shalat. Yaitu ketika shalat tahajud yang dilakukan pada
dua pertiga malam, ketika shalat sunat setelah adzan sebelum qomat, dan ketika
sholat jum’at. Berdasarkan firman Allah,
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
(البقرة:45)
Adapun kesempatan kita untuk berdo’a dalam shalat
tersebut dilakukan ketika sujud dan setelah do’a tasyahud akhir. Rasulullah saw
bersabda:
أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ
أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا
فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ
فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ (مسلم)
Ingatlah, sesungguhnya aku dilarang
membaca al-Qur’an sambil ruku’ atau sujud. Pada waktu ruku’ maka agungkanlah
Allah Azza wa Jalla. Adapun pada waktu sujud bersungguh-sungguhlah berdo’a,
besar harapan do’a kamu akan diijabah. (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا
يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ (مسلم)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah
saw bersabda, Saat yang paling dekat seseorang dengan Tuhannya, ketika ia
sujud, maka perbanyaklah olehmu do’a. (HR. Muslim)
إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ
مِنْ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ (مسلم : 926)
Apabila seseorang di antara kamu selesai
tasyahud akhir, maka berlindung dirilah kepada Allah dari empat perkara; dari
azab jahannam, dari gangguan waktu hidup dan mati, dan dari kejahatan al-masiih
al-dajjal. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah.
Do’a-do’a yang diajarkan Oleh Rasul dalam
shalat (ketika sujud atau setelah tasyahhud akhir)
1. عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا
تَسْتَعِيذُ مِنْ الْمَغْرَمِ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ
فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ (البخاري :789)
Dari Aisyah, Istri Rasulullah saw, ia
mengabarkan bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya,
allaahumma innii a’uudzu bika …, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari finah al-masih al-Dajjal, aku
berlindung kepadamu dari finah hidup dan fitnah mati, aku berlindung kepada-Mu
dari perbuatan dosa dan tenggelam dalam hutang.
Sesungguhnya seorang yang berhutang biasanya kalau
ditagih, bicaranya suka dusta,janjinya suka dikianati.
2. عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي صَلَاتِهِ اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَأَسْأَلُكَ
شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا
صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ (النسائي: 1287)
Dari Syaddad bin ‘Aus bahwasanya
Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii as-aluka …, “Ya
Allah aku memohon kepada-Mu ketetapan dalam urusanku,
3. عَنْ أَبِي بَكْرٍ
الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ
قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي
إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (البخاري :790)
Dari Abu baker al-Shiddiq, ia pernah
berkata kepada Rasul, “Ajarilah aku suatu do’a yang akan aku panjatkan dalam
shalatku! Rasul menjawab, bacalah, Allaahumma innii zhalamtu … “Ya Allah aku
telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang besar, Tidak ada dzat
yang dapat mengampuni seluruh dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan
ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan
Maha Penyayang.
4. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنْ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى
بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ يَقُولُ
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ
عَلَى نَفْسِكَ (مسلم : 751)
Dari abu Hurairah, dari Aisyah, ia
berkata, pada suatu malam, akau kehilangan Rasulullah saw dari tempat tidur,
maka aku mencarinya, lalu dua tanganku mengenai kedua telapak kakinya yang lagi
berdiri tegak (sedang sujud), sedangkan beliau sedang berada di masjid, waktu
itu beliau berdo’a, allaahumma a’uudzu biridhaaka …, Yaa Allah aku berlindung
dengan keridhan-Mu dari kemurkaan-Mu dan dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, aku
berlindung kepada-Mu dari-Mu, tidak terhitung pujian kepada-Mu, Engkau
sebagaiman yang Engkau sanjungkan terhadap dari-Mu.
5. عَنْ أَبى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ
وَقُمْنَا مَعَهُ فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ
ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا فَلَمَّا سَلَّمَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْأَعْرَابِيِّ لَقَدْ
تَحَجَّرْتَ وَاسِعًا يُرِيدُ رَحْمَةَ اللَّهِ (احمد:7469)
Dari Abu hurairah, ia berkata, Rasulullah saw berdiri untuk melaksanakan
shalat, maka kami pun berdiri bersamanya. Seorang arab berdo’a dalam shalat tersebut, yaa Allah
rahmatilah saya dan nabi Muhammad, dan janganlah kau berikan rahmat bersama
kami kepada yang lainnya, setelah selesai salam, beliau berkata kepada orang
arab tersebut, kamu ini serakah, masih banyak orang yang mengharapkan rahmat
Allah.
Dzikir dan Do’a Setelah Shalat Fardhu
6. عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا
وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا
الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ
الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ (مسلم :
931)
Dari Tsauban, ia berkata, Apablia
Rasulullah saw telah selesai dari shalat fardhunya, beliau beristighfar sebanyak
tiga kali, lalu beliau membaca, Allaahumma antas salaam, Ya Allah Engkaulah
Yang Maha Selamat, dan dari-Mulah keselamatan, Maha berkah Engkau Dzat Yang
memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Al-Walid berkata, aku bertanya kepada
al-Auza’I, bagaimanakah cara mengucapkan istighfarnya? Ia menjawab,
astaghfirullah astaghfirullah. (Muslim no. 931)
7. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ
وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (مسلم :939)
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw,
belaiau bersabda, barang siapa yang bertasbih setiap selesai shalat sebanyak 33
kali, lalu bertahmid sebanyak 33 kali dan bertakbir sebnayak 33 kali, itu semua
menjadi 99 kali, ia berkata, dan sempurna menjadi 100 dengan laa ilaa ha
illallaah … (tidak ada tuhan melainkan Allah yang Maha Tunggal, tiada sekutu
bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan dan bagi-Nya pujian dan Dia Maha Berkuasa atas
segala sesuatu) pasti dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di
lautan. (H.R. Muslim no. 939)
8. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى
أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ
Sesungguhnya Rasulullah saw suka
berlindung kepada Allah setiap selesai shalat dengan do’a, Allaahumma innii
a’uudzubika … (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari … dan aku berlindung
ekpada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang hina dan aku berlindung kepada-mu
dari fitnah di dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur)
9. عَنْ مُعَاذِ بْنِ
جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ
وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ
فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Dari Mua’adz bin Jabal, bahwasanya
Rasulullah saw memegang tangannya lalu bersabda, wahai Mu’adz, demi Allah
sungguh aku menyayangimu, demi Allah sungguh aku menyayangimu, aku akan
berwasiat kepadamuya Mu’adz, janganlah kau tinggalkan setiap selesai shalat
bacaan, allaahumma a-‘innii ‘alaa dzikrika … (Yaa Allah tolonglah aku untuk
senantiasa mengingat-Mu, untuk senantiasa syukur kepada-Mu dan untuk senantiasa
baik dalam mengabdi kepada-Mu).
0 komentar:
Post a Comment