Indonesia yang penduduknya hampir 90 pesen Muslim, setiap Ramadhan
tampak syi’ar Islamnya semarak. Namun belakangan menjadi rusak di
antaranya karena pengaruh acara-acara televisi. Artis pemeran Nagabonar
mengatakan, selama ini tayangan religius di tv-tv swasta lebih banyak
digarap oleh kalangan non muslim. Pantas saja Bulan Ramadhan bukannya
diisi dengan acara yang mendidik untuk ibadah yang benar, namun justru
seakan dijadikan kesempatan empuk oleh orang-orang kafir itu dalam
menyesatkan Ummat Islam. Kafirin dan konco-konconya itu telah berhasil
menjauhkan Ummat Islam dari agamanya.
Sinden dengan
pakain tidak Islami pun ditampilkan dalam acara guyonan ala ketoprakan.
Pakaian sinden yang melawak itu transparan, tidak menutup aurat, yang
dibalut pakaian saja kulitnya kelihatan, banyak bagian tubuh yang tak
tertutupi, masih pula membentuk lekuk-lekuk tubuhnya. Itu dalam
hadits telah dikecam tidak akan mendapatkan bau surga.
Syaikh
Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
Memakai
pakaian-pakaian yang ketat yang memperlihatkan tonjolan kecantikan
wanita dan menampakkan keindahan tubuhnya adalah perbuatan haram,
karena dalam hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ
النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ
يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ
مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا
يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا
لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Dari Abu Hurairah
dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada
dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1)
Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya
untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga
dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis
atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria
karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok,
mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk
unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak
dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari
begini dan begini.” (HR Muslim – 3971)
Sabdanya,”
kasiyat ‘ariyat,” telah ditafsirkan:
1. Bahwa
mereka itu berpakaian dengan pakaian pendek yang tidak menutupi aurat
yang harus ditutup,
2. dan ditafsirkan bahwa mereka mengenakan
pakaian tipis yang tidak menutupi kulitnya dari pandangan di baliknya,
3.
dan ditafsirkan juga bahwa mereka mengenakan pakaian ketat yang
memang menutupi kulit dari pandangan namun tetap menampakan lekuk dan
bentuk kemolekan tubuh wanita.
Demikian Syekh Utsaimin.
Imam
Al-Munawi menjelaskan dalam Faidhul Qadir: Padahal bau surga itu
dapat tercium dari begini dan begini adalah kiasan dari 500 tahun.
Artinya bau surga itu didapati (tercium bau wanginya) dari jarak
perjalanan 500 tahun sebagaimana telah datang penjelasan dalam riwayat
yang lain. (Faidhul Qadir juz 4 halaman 276).
Di
samping acara-acara tv itu tidak Islami, masih pula selama ini
menurut surabayapost.co.id tayangan religius lebih banyak digarap oleh
kalangan non muslim alias orang kafir. Mana ada orang kafir yang mau
menda’wahkan Islam dengan benar?!
Ketika agama Allah
(Islam) sudah dijadikan bahan guyonan atau diramu dengan guyonan, itu
jelas sudah penyesatan. Bahkan itulah yang dikecam Allah Ta’ala, hingga
orang-orang mukmin dilarang menjadikan mereka sebagai teman dekat.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا
دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ
قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ
مُؤْمِنِينَ [المائدة/57]
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat
agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang
yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika
kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (QS Al-Maaidah: 57).
Allah
Ta’ala juga memperingatkan:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ
يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ
عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ [لقمان
Dan
di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan
yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa
pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka
itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS Luqman: 6).
Dari
segi materi tayangan, yang namanya lawak atau guyonan, atau lelucon
itu sendiri merupakan perbuatan yang dikecam keras oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenapa sekarang ini para pelawak
dijadikan tontonan bahkan andalan? Dan kenapa malah dikaitkan dengan
da’wah apalagi da’wah di Bulan Ramadhan? Padahal di dalam Islam, para
pelawak itu adalah termasuk jenis orang yang dikecam oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan berkali-kali dinyatakan celakalah
baginya, celakalah baginya…
عن بَهْزُ بْنُ حَكِيمٍ
حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ بِالْحَدِيثِ
لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ فَيَكْذِبُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ (الترمذي
وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ)
Dari
Bahz bin Hakim, bahwa bapaknya telah bercerita kepadanya dari
kakeknya, ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Celakalah bagi orang yang berbicara dengan satu
pembicaraan agar menjadikan tertawanya kaum, maka ia berdusta,
celakalah baginya, celakalah baginya.” (HR At-Tirmidzi, hadits hasan).
Lebih
celaka lagi ketika para pelawak itu bergaya banci. Sehingga dua
kecelakaan sekaligus dikecamkan kepada mereka, kecaman lantaran melawak
dan kecaman karena bergaya banci. Nabi shallalahu ‘alaihi walallam
melaknat banci.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الْمَرْأَةَ
تَتَشَبَّهُ بِالرِّجَالِ وَالرَّجُلَ يَتَشَبَّهُ بِالنِّسَاءِ (رواه ابن
ماجة , تحقيق الألباني :حسن صحيح آداب الزفاف ( 121 )
Dari
Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
melaknat wanita yang menyerupai kaum laki-laki, dan laki-laki yang
menyerupai kaum wanita.” (HR Ibnu Majah – 1893, penelitian Al-Albani:
hasan shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِمُخَنَّثٍ قَدْ خَضَّبَ
يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ بِالْحِنَّاءِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَالُ هَذَا فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
يَتَشَبَّهُ بِالنِّسَاءِ فَأَمَرَ بِهِ فَنُفِيَ إِلَى النَّقِيعِ
فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا نَقْتُلُهُ فَقَالَ إِنِّي نُهِيتُ
عَنْ قَتْلِ الْمُصَلِّينَ
قَالَ أَبُو أُسَامَةَ وَالنَّقِيعُ
نَاحِيَةٌ عَنْ الْمَدِينَةِ وَلَيْسَ بِالْبَقِيعِ (رواه أبو داود, تحقيق
الألباني : صحيح ، المشكاة ( 4481 / التحقيق الثاني )
Dari
Abu Hurairah dia berkata, “Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam seorang banci yang mewarnai kuku tangan dan kakinya
dengan inai. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya: “Ada
apa dengan orang ini?” para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah,
orang ini menyerupai wanita.” Beliau kemudian memerintahkan agar orang
tersebut dihukum, maka orang itu diasingkan ke suatu tempat yang
bernama Naqi’. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita
membunuhnya saja?” beliau menjawab: “Aku dilarang untuk membunuh orang
yang shalat.” Abu Usamah berkata, “Naqi’ adalah sebuah tempat di
pinggiran Kota Madinah, dan bukan Baqi’.” (HR Abu Daud – 4280,
penelitian Al-Albani: shahih)
Menurut Islam, orang yang
bergaya banci sedemikian dilaknatnya. Bahkan dihukum oleh Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anehnya, di Indonesia justru
ada pelawak kebanci-bancian yang sangat laris, hingga kewalahan
melayani penawaran acara televisi. Sampai-sampai di antara yang bergaya
banci dan kelarisan ditawar televisi di Bulan Ramadhan itu ada yang
mulutnya berucap bahwa honornya cukup untuk beli Indonesia .
Astaghfirullah… sebegitu tidak normalnya dalam membiayai acara yang
merusak Islam atau menyeret manusia untuk memain-mainkan hidup ini
namun atas nama da’wah mengisi Ramadhan.
Benar-benar.
Kondisi pertelevisian di Indonesia dalam kaitan dakwah di Bulan
Ramadhan sangat memprihatinkan, bahkan menyesatkan Ummat Islam, karena
hanya menonjolkan banyolan, guyon atau lawakan. Itupun masih pula
dengan ucapan-ucapan yang tidak Islami, ditingkahi dengan dandanan dan
gaya mereka yang tidak sesuai dengan Islam bahkan dilaknat.
sumber: http://www.facebook.com/notes/majelis-tausiah-para-kyai-ustadz-indonesia/propaganda-maksiat-dibulan-suci-kajian-/10150288417738293
WHAT'S NEW?
Loading...
0 komentar:
Post a Comment