header ads
WHAT'S NEW?
Loading...

AYAT-AYAT TENTANG AQIDAH


AYAT-AYAT TENTANG AQIDAH

Qs. Al-Hasyr 22-24

Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
22
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
23
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
24


Qs. Ar-Ruum 20-25

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ
20
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
21
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
22
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
23
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
24
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradah-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
25

QS. Al-Baqarah 255

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
255

Qs. Al-Mulk 1-4


1    Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,(QS. 67:1)
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT, Yang Maha Suci dan yang tidak terhingga rahmat-Nya, adalah penguasa segala kerajaan dunia yang fana ini dengan segala macam isinya, dan kerajaan akhirat yang terjadi setelah lenyapnya kerajaan dunia; sebagaimana firman Allah SWT:
جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al Ma'idah: 17)
Dan firman Allah SWT:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Artinya:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. (Q.S Al Fatihah: 1-4)
Allah SWT, penguasa kerajaan dunia; berarti Dia4ah yang menciptakan seluruh alam ini beserta segala yang terdapat di dalamnya. Dia pulalah yang mengembangkan, menjaga kelangsungan wujudnya, mengatur, mengurus, menguasai dan menentukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, menurut yang dikehendaki-Nya. Dalam mengatur, mengurus, mengembangkan dan menjaga kelangsungan wujud alam ini, Dia menetapkan hukum-hukum dan peraturan-peraturan. Semua wajib tunduk dan mengikuti hukum-hukum dan peraturan yang dibuat-Nya itu. Tidak ada sesuatu pengecualian pun. Apa dan siapa saja yang tidak mau tunduk dan patuh, serta mengingkari hukum-hukum dan peraturan-peraturan itu pasti akan binasa atau sengsara.
Hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah SWT yang berlaku di alam ini berupa:
1. Sunatullah.
2. Agama Allah.
Yang pertama,
Sunatullah, ialah hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT, yang berlaku di alam semesta ini; baik bagi makhluk hidup maupun benda mati, baik bagi manusia maupun bagi binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda yag tidak bernyawa, baik bagi bumi dengan segala isinya maupun bagi seluruh planet-planet yang terapung beredar di jagat raya yang tiada terpermanai luasnya itu. Di antara hukum dan peraturan Allah itu, ialah api membakar, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, hukum Pascal, hukum Archimedes. Manusia hidup memerlukan oksigen, makan minum, baik berupa makan minum jasmani maupun makan minum rohani. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk masyarakat. Tiap-tiap planet, termasuk bumi, mempunyai daya tarik menarik dan berjalan pada garis edarnya yang telah ditentukan; dan banyak lagi hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah, baik yang telah diketahui manusia, maupun yang belum diketahuinya
Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan Allah berarti kesengsaraan dan kebinasaan bagi yang melanggarnya. Seperti memasukkan tangan ke dalam api berakibat terbakarnya tangan tersebut, merusak alam atau menebang hutan yang melampaui batas, berakibat banjir dan kerugian bagi manusia. Bahkan bintang-bintang dan meteor yang menyalahi hukum Allah akan mengalami kehancuran.
Yang kedua, ialah agama Allah. Agama Allah berisi petunjuk-punjuk bagi manusia. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk itu manusia akan berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti. Agama yang berisi petunjuk-petunjuk itu diturunkan Allah kepada para rasul yang telah diutusnya; sejak dan Nabi Adam A.S., sampai kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, penutup dari segala Rasul dan Nabi. Manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW., sampai akhir zaman nanti, wajib mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., seandainya mereka ingin hidup berbahagia di dunia dan akhirat nanti.
Demikianlah Allah SWT yang menguasai, mengurus, mengatur dan menjaga kelangsungan wujud alam ini, menetapkan undang-undang dan peraturan-peraturan, sehingga dengan demikian terlihat semuanya teratur rapi, indah dan bermanfaat bagi manusia. Apabila seorang warga negara wajib tunduk dan patuh kepada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di negaranya, tentulah ia harus lebih wajib lagi tunduk dan patuh kepada hukum dan peraturan Allah yang menciptakan, memberi nikmat dan menjaganya. Jika suatu negara menetapkan sangsi-sangsi bagi setiap warga negara yang melanggar hukum hukum dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkannya, maka Allah lebih menetapkan sangsi dan mengadili dengan seadil-adilnya setiap makhluk yang mengingkari hukum dan peraturan yang telah dibuat-Nya.
Di samping sebagai penguasa kerajaan dunia, Allah SWT juga menguasai kerajaan akhirat, yang ada setelah hancurnya seluruh kerajaan dunia. Kerajaan akhirat merupakan kerajaan abadi; dimulai dari terjadinya Hari Kiamat, hari kehancuran dunia, dibangkitnya manusia dari kubur. Kemudian dikumpulkan di padang Mahsyar untuk diadili dan ditimbang amal dan perbuatannya. Dari pengadilan itu diputuskanlah: mana yang beriman dan berat amal salehnya dibandingkan dengan kesalahan yang telah diperbuatnya, maka ia diberi balasan dengan menyediakan surga, tempat yang penuh kenikmatan. Sebaliknya jika perbuatan jahat yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia lebih berat dari iman dan amal saleh yang telah dilakukannya, maka balasan yang mereka peroleh adalah neraka, tempat yang penuh kesengsaraan yang tiada taranya. Kehidupan di akhirat, baik di surga maupun di neraka adalah kehidupan yang kekal. Di surga Allah melimpahkan kenikmatan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh sedang di neraka Allah menimpakan siksaan yang sangat berat kepada orang-orang kafir dan berbuat jahat.
Allah berfirman:
بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
 وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya:
(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Al Baqarah: 81-82)
Pada akhir ayat ini, ditegaskan bahwa Allah SWT sebagai penguasa kerajaan dunia dan kerajaan akhirat, Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang membandingi kekuasaan-Nya itu dan tidak ada sesuatupun yang dapat luput dari kekuasaan-Nya itu.


2        Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,(QS. 67:2)

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Dalam ayat ini, bahwa Tuhan pemegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia sajalah yang menentukan saat kematian sesuatu makhluk. Jika saat kematian itu telah tiba tidak ada sesuatu pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya barang sekejappun. Demikian pula keadaan makhluk yang akan mati itu, tidak ada sesuatupun yang dapat mengubahnya dari yang telah ditentukan-Nya. Allah SWT berfirman:

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya:
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Munafiqun:11)
Dan tidak seorangpun manusia atau makhluk hidup yang lain yang. Dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah itu; Allah SWT berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Artinya:
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (Q.S An Nisa':78)
Demikian pula dinyatakan bahwa Allah SWT yang menciptakan kehidupan. Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini, Dialah yang menyediakan segala sesuatu keperluan hidup itu dan Dia pulalah yang memberikan kemungkinan kelangsungan jenis makhluk hidup itu, sehingga tidak terancam kepunahan. Kemudian Dia pulalah yang menetapkan lama kehidupan sesuatu makhluk dan menetapkan keadaan kehidupan seluruh makhluk. Dalam pada itu Allah SWT pun menentukan sampai kapan kelangsungan hidup suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah jenis makhluk itu sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis binatang purba.
Diterangkan bahwa tujuan Allah menciptakan kematian dan kehidupan itu untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan beramal saleh dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad SAW. dan siapa pula yang mengingkarinya. Dari ayat di atas dipahami bahwa dengan menciptakan kehidupan itu Allah SWT memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya. Apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya, atau ia akan mengikuti petunjuk-petunjuk hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT sebagai penguasa alam semesta ini. Seandainya manusia ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti, maka azab itu pada hakikatnya ditimpakan atas kehendak diri mereka sendiri, dan jika mereka memperoleh kebahagiaan, maka kebahagiaan itu datang karena kehendak diri mereka sendiri pula.
Berdasarkan ujian itu pulalah ditetapkan derajat dan martabat seseorang manusia di sisi Allah. Semakin kuat iman seseorang semakin banyak amal saleh yang dikerjakannya dan semakin tunduk dan patuhlah ia mengikuti hukum dan peraturan Allah, semakin tinggi pulalah derajat dan martabat yang diperolehnya di sisi Allah. Sebaliknya jika manusia tidak beriman kepada-Nya, tidak mengerjakan amal yang saleh dan tidak taat kepada-Nya, ia akan memperoleh tempat yang paling hina di sisi-Nya.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini, Rasulullah SAW bersabda:
أيكم أحسن عقلا وأورع عن محارم الله وأسرع فى طاعته عزوجل
Artinya:
"Siapakah di antara kamu yang paling baik pemahamannya (terhadap agama), yang paling kuat menahan diri dari mengerjakan larangan Allah dan yang paling bersegera melakukan taat kepada Allah `azza wa jalla?".(lihat tafsir Al Maragi, halaman 6, juz 29, jilid X)
Maksudnya ialah: kehidupan duniawi itu adalah untuk menguji manusia siapa di antara mereka yang selalu mempergunakan akal dan pikirannya memahami agama Allah, memilih mana perbuatan yang paling baik dikerjakannya, sehingga perbuatannya itu diridai Allah; siapa yang tabah dan tahan mengekang diri dari mengerjakan larangan-larangan Allah dan siapa pula yang paling taat kepada-Nya.
Ayat ini mendorong dan menganjurkan agar manusia selalu waspada dalam hidupnya. Hendaklah mereka selalu memeriksa hati mereka, apakah benar-benar ia seorang yang beriman dan memeriksa segala yang akan mereka perbuat. Apakah yang akan mereka perbuat itu telah sesuai dengan yang diperintahkan Allah atau tidak. Atau yang akan mereka perbuat itu larangan Allah atau bukan larangan-Nya. Jika perbuatan itu telah sesuai dengan perintah Allah bahkan termasuk perbuatan yang diridai-Nya, hendaklah segera mengerjakannya, sebaliknya jika perbuatan itu termasuk larangan Allah SWT, maka jangan sekali-kali dilaksanakan.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Perkasa, tidak ada sesuatu makhlukpun yang dapat menghalangi kehendak-Nya, jika Ia hendak melakukan sesuatu, seperti hendak memberi pahala orang-orang yang beriman dan beramal saleh atau hendak mengazab orang yang durhaka kepada-Nya. Dia Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya, berjanji tidal: akan memperbuat dosa itu lagi serta berjanji pula tidak akan melakukan dosa-dosa yang lain.
Pada ayat ini Allah SWT menyebut secara bergandengan dua macam sifat dari sifat-sifat Nya, yaitu sifat Maha Perkasa dan sifat Maha Pengampun, seakan-akan kedua sifat ini adalah sifat yang berlawanan. Sifat Maha Perkasa memberi pengertian memberi kabar yang menakut-nakuti, sedang sifat Maha Pengampun memberi pengertian adanya harapan bagi setiap orang yang mengerjakan perbuatan dosa, jika ia bertobat. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Allah SWT yang berhak disembah itu benar-benar dapat memaksakan kehendak-Nya kepada siapapun, tidak ada yang dapat menghalanginya, Dia mengetahui segala sesuatu, sehingga dapat memberikan balasan yang tepat kepada setiap hamba Nya, baik berupa pahala maupun berupa siksa. Dengan pengetahuan-Nya itu pula Dia dapat membedakan antara orang yang taat dan durhaka kepada-Nya sehingga tidak ada kemungkinan sedikitpun seseorang durhaka memperoleh pahala atau seseorang yang taat dan patuh memperoleh siksa.
Firman Allah SWT yang lain yang menyebut secara bergandengan kabar penakut dan pengharapan itu, ialah:

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
 وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ

Artinya:
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih (Q.S Al Hijr: 49-50)


3    Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?(QS. 67:3)

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan tujuh lapis langit; sebahagian lapisan langit itu berada di atas lapisan yang lain di alam semesta. Tiap-tiap lapisan itu seakan-akan terapung kokoh di tengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa ada tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas ratusan ribu planet yang tidak terhitung banyaknya. Tiap-tiap planet berjalan mengikuti garis edar yang telah ditentukan baginya. Allah SWT berfirman:

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Artinya:
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyahkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam-jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S Luqman: 10)
Semua lapisan langit beserta bintang-bintang yang terdapat di dalamnya tunduk dan patuh mengikuti ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT baginya. Dan tetaplah lapisan langit beserta bintang-bintang itu seperti yang demikian sampai kepada waktu yang ditentukan baginya. Allah SWT berfirman:

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Artinya:
Allah lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (Q.S Ar Ra'd: 2)
Menurut Ilmu Astronomi bahwa di jagat raya yang luasnya tiada terhingga itu, terdapat galaxi-galaxi atau gugusan-gugusan bintang yang di dalamnya terdapat ratusan ribu bintang-bintang yang tiada terhitung jumlahnya Bintang-bintang yang berada di dalam tiap-tiap galaxi itu ada yang kecil seperti bumi ini dan ada pula yang besar seperti matahari, banyak yang lebih besar dari matahari. Tiap-tiap galaxi itu mempunyai sistem yang teratur rapi, yang tiap-tiap sistem itu tidak terlepas dari sistem ruang angkasa seluruhnya. Adanya daya tarik menarik yang terdapat pada tiap-tiap planet itu, menyebabkan planet-planet itu tidak jatuh dan tidak berbenturan antara yang satu dengan yang lain, sehingga tetaplah ia terapung-apung dan beredar pada garis-garis edarnya di angkasa.
Bila dihubungkan pengertian ayat tersebut dengan yang dijelaskan Ilmu Astronomi itu, maka yang dimaksud dengan lapisan-lapisan langit yang tujuh itu, ialah galaxi-galaxi yang disebut dalam Ilmu astronomi. Sedang angka tujuh dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang banyak jumlahnya. Karena itu yang dimaksud dengan lapisan langit yang tujuh itu adalah galaxi-galaxi yang banyak terdapat di langit. Dalam pada itu ada pula ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "tujuh lapisan langit" itu ialah tujuh bintang yang berada di sekitar matahari, dan ada pula ahli tafsir yang tidak mau menafsirkannya. Mereka menyerahkannnya kepada Allah SWT karena hal itu adalah pengetahuan Allah yang belum diketahui dengan pasti oleh manusia.
Demikianlah gambaran umum keadaan sistem galaxi-galaxi itu. Mengenai keadaan tiap-tiap planet yang tidak terhitung banyaknya ini, seperti bagaimana sifat dan tabiatnya, apa yang terkandung di dalamnya, bagaimana bentuknya secara terperinci dan sebagainya amat sedikit baru yang diketahui manusia. Seandainya ada pengetahuan manusia tentang ini, maka pengetahuan ini baru merupakan pengetahuan sekelumit kecil saja dari pengetahuan tentang galxi itu.
Demikianlah pengetahuan tentang jagad raya. Amatlah sombong seorang manusia yang mengakui tahu segala sesuatu. Betapapun luasnya pengetahuan seseorang, amatlah sedikit bila dibandingkan dengan pengetahuan Allah SWT. Apalagi jika seseorang mengumpamakan dirinya sebagai bumi tempat ia berdiam, kemudian melihat dirinya terletak di antara planet-planet yang banyak itu, tentulah akan merasa bahwa dirinya sebenarnya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang beraneka ragam bentuk dan coraknya yang tiada terhitung jumlahnya itu.
Kemudian Allah SWT memerintahkan manusia memandang langit dan bumi beserta isinya; kemudian memperhatikan masing-masingnya dan mempelajari sifat-sifat. Perhatikanlah matahari bersinar dan bulan bercahaya, sampai di mana guna dan faedah sinar dan cahaya itu bagi kehidupan seluruh makhluk yang ada. Perhatikanlah binatang ternak yang digembalakan di padang rumput, tumbuh-tumbuhan yang tumbuh menghijau, gunung-gunung yang tinggi kokoh menjulang kehijau-hijauan yang menyejukkan mata orang yang memandangnya; laut yang terhampar luas membiru; langit dan segala isinya. Semuanya tumbuh, berkembang, tetap dalam kelangsungan hidup dan wujudnya, serta berkesinambungan yang mempunyai sistem, hukum-hukum dan peraturan yang sangat rapi yang tidak terlepas dari sistem hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang lebih besar daripadanya yaitu sistem, hukum-hukum dan peraturan yang berlaku pada seluruh alam yang fana ini Cobalah pikirkan dan renungkan: Apakah ada sesuatu cacat atau cela pada makhluk yang diciptakan Allah, demikian juga pada sistem, hukum-hukum dan peraturan yang berlaku padanya? Maha Besar dan Maha Pencipta Allah, Tuhan serui sekalian alam, tiada suatu cacat atau cela pun terdapat pada makhluk yang diciptakan Nya.
Kemudian Allah SWT melanjutkan pertanyaan-Nya kepada manusia: "Apakah kamu sekalian, hai manusia, masih ragu-ragu tentang kekuasaan dan kebesaran-Ku? Apakah kamu masih ragu-ragu tentang sistem, hukum-hukum dan peraturan yang Aku buat untuk makhluk-Ku, yang di dalamnya termasuk kamu sekalian? Jika kamu sekalian masih ragu-ragu, cobalah perhatikan, renungkan dan pelajari kembali dengan sebenar-benarnya. Apakah engkau masih mendapati dalam ciptaan-Ku itu suatu sebagian yang tidak sempurna?"
Dari pertanyaan yang dikemukakan ayat ini, dipahamkan seakan-akan Allah SWT menantang manusia, agar mencari kalau ada barang sedikit saja kekurangan dan ketidak sempurnaan pada ciptaan Allah. Seandainya ada kekuarangan, cacat dan cela dalam ciptaan Allah, pantas manusia mengingkari keesaan dan kekuasaan-Nya. Tetapi mereka kagum dan mengakui kerapian ciptaan Allah itu, bahkan mereka mengakui kelemahan mereka. Jika demikian halnya, maka keingkaran mereka itu bukanlah ditimbulkan karena ketidakpercayaan mereka kepada Allah, tetapi semata-mata karena kesombongan dan keangkuhan mereka semata-mata.


4                      Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.(QS. 67:4)
           
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
Pertanyaan Allah SWT kepada manusia pada ayat di atas dijawab sendiri oleh Allah pada ayat ini: "Wahai manusia, sekalipun kamu berulang-ulang memperhatikan, mempelajari dan merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti kamu tidak akan menemukan kekurangan dan cacat, walau sedikitpun. Jika kamu terus-menerus melakukan yang demikian itu, bahkan seluruh hidup dan kehidupanmu digunakan untuk itu, akhirnya kamu hanya akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan itu, sampai kamu mati dan kembali kepada-Ku, Tuhanmu.
Dari ayat ini, dipahami bahwa tidak ada seorangpun di antara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada di antara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu Allah. Sampai saat ini belum ada seorangpun yang mengetahuinya dan tidak akan ada seorangpun yang dapat memiliki seluruh ilmu Allah. Seandainya ada di antara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka ilmu yang diketahuinya itu hanyalah merupakan bahagian yang sangat kecil saja dari ilmu Allah. Tetapi banyak di antara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan kekurangannya itu, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.

Surah Al Baqarah 255
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak ada Tuhan selain Dia, hanya Dia sajalah yang berhak disembah. Adapun tuhan-tuhan yang lain yang disembah oleh sebagian manusia dengan alasan yang tidak benar memang banyak jumlahnya. Akan tetapi Tuhan yang sebenarnya hanyalah Allah semata-mata. Hanya Dialah Yang Hidup abadi, yang ada dengan sendiri-Nya dan Dia pulalah yang selalu mengatur makhluk-Nya tanpa ada kelalaian sedikit pun.
Kemudian ditegaskan lagi bahwa Allah swt. tidak pernah mengantuk. Orang yang berada dalam keadaan mengantuk tentu hilang kesadarannya sehingga ia tidak akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik padahal Allah swt. senantiasa mengurus dan memelihara makhluk-Nya dengan baik, tidak pernah kehilangan kesadaran atau pun lalai.
Karena Allah swt. tidak pernah mengantuk, sudah tentu Ia tidak pernah tidur karena mengantuk adalah permulaan dari proses tidur. Dan orang yang tidur lebih banyak kehilangan kesadaran daripada orang yang mengantuk.
Sifat Allah yang lain yang disebutkan dalam ayat ini ialah bahwa Dialah yang mempunyai kekuasaan dan yang memiliki apa yang ada di langit dan di bumi. Dialah yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang tak terbatas sehingga Dia dapat berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Semuanya ada dalam kekuasaan-Nya sehingga tidak ada suatu pun dari makhluk-Nya meskipun nabi-nabi dan para malaikat dapat memberikan pertolongan kecuali dengan izin-Nya apalagi patung-patung yang oleh orang-orang kafir dianggap sebagai penolong-penolong mereka.
Yang dimaksud dengan "pertolongan" atau "syafaat" dalam ayat ini ialah pertolongan yang diberikan oleh nabi kepada umatnya di hari kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari hukuman Allah. Syafaat itu hanyalah akan berhasil apabila Allah memerintahkannya atau mengizinkannya.
Sifat Allah yang lain yang disebutkan dalam ayat ini ialah bahwa Allah senantiasa mengetahui apa saja yang terjadi di hadapan dan di belakang makhluk-Nya, sedang mereka tidak mengetahui sesuatupun dari ilmu Allah, melainkan sekedar apa yang dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui. Kursi Allah (yaitu ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dan Allah tiada merasa berat sedikit pun dalam memelihara makhluk-Nya yang berada di langit dan di bumi, dan di semua alam ciptaan-Nya. Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Mereka tidak mengetahui ilmu Allah swt. kecuali apa yang telah dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui. Dengan demikian, yang dapat diketahui oleh manusia hanyalah sekedar apa yang dapat dijangkau oleh pengetahuan yang telah dikurniakan Allah kepada mereka, dan jumlahnya amat sedikit dibanding dengan ilmu-Nya yang luas. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya:
....dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Q.S Al Isra': 85)

Sumber: http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=7&SuratKe=2#138

0 komentar: