header ads
WHAT'S NEW?
Loading...

BERPOLITIK TETAPI TIDAK BERPARTAI POLITIK

Kemajemukan Mahasiswa sebenarnya memberikan keunikan tersendiri yang selalu mewarnai suasana kampus yang selalu menyumbang aspirasi-aspirasi untuk membangun. Tapi yang terjadi sekarang bukanlah seperti yang kita harapkan, yang ada hanyalah saling menjelekkan antar golongan. Golongan A menganggap dia yang paling benar sedang golongan B beranggapan begitu juga. Sebenarnya apa sih yang kita harapkan di kampus?. Perselisihan antar kubu-kubu ini membuat energi kita terbuang sia-sia, padahal masih banyak yang dapat kita lakukan untuk meningkat kualitas.

Idealisme Mahasiswa sebagaimana yang sering kita dengar adalah sebagai Agen Perubahan (Agent of Change) dan Agen Kontrol Sosial (Agent of Social Control). Kedua fungsi ini sangat diharapkan masyarakat.

Peran mahasiswa jika kita telusuri sangatlah banyak. Bisa dengan kajian intensif, diskusi kontemporer serta demonstrasi menentang pemerintah yang kebijakannya tidak populis.

Politik mahasiswa harus tetap independen, menjadi oposisi (mengkritik kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa) ekstra-parlementer. Tentunya oposisinya yang konstruktif. Selama ini memang ada image bahwa oposisi itu acuh tak acuh terhadap pemerintahan. Paradigma ini harus diubah, bahwa oposisi adalah keniscayaan di era demokrasi.

Dengan demikian, selain agent of change dan agent of social control, gerakan mahasiswa juga sebagai director of change. Mendapat beban itu, ada sebuah pertanyaan untuk kita mahasiswa. Mampukah beban gelar moral itu kita pikul ???

0 komentar: