header ads
WHAT'S NEW?
Loading...

INOVASI PENDIDIKAN


I.       PENDAHULUAN
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus sehingga menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup. Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan, secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.[1]
Dari sisi internal pun sistem pendidikan masih dirasa lemah. Terbukti dengan adanya tujuan yang masih kabur dan kurikulum yang belum serasi serta kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun. Disamping itu, pengelolaan pendidikan juga belum mekar dan mantap serta belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik kini maupun masa akan datang.[2]
Keseluruhan tantangan atau persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahului percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Karena itulah inovasi pendidikan hadir sebagai perspektif baru dalam dunia kependidikan.

II.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa hal yang cukup urgen dipertanyakan sebagai wujud keingintahuan terhadap hal tersebut. Diantaranya;
a.   Apakah pengertian inovasi pendidikan itu?
b.   Apakah tujuan dari inovasi pendidikan tersebut?
c.   Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi inovasi pendidikan itu?
d.   Bagaimana contoh-contoh pelaksanan inovasi pendidikan itu?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan atau perubahan. Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaannya adalah jika pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Sedangkan, persamaannya yaitu sama-sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya.[3]
Kadang-kadang, inovasi juga dipakai untuk menyatakan penemuan. Kata penemuan digunakan untuk menerjemahkan kata dari bahasa inggris; discovery dan invention.[4] Sehingga, antara discovery, invention, dan inovasi sepertinya terlihat ada kesamaan. Namun, sebenarnya ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan yang mendasar.
Discovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya, penemuan benua Amerika. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Sedangkan, inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun discovery.[5]
Adapun yang dimaksud inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan.[6]
Dari definisi tersebut ada beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, yaitu;[7]
1.    “Baru” dapat diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain
2.    “Kualitatif” berarti inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsure-unsur pendidikan.
3.    “Hal” yang dimaksud meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan.
4.    “Kesengajaan” maksudnya inovasi dan penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi perseorangan belaka.
5.    “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.  Pendeknya, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
6.    “Tujuan” yang dimaksud adalah efisiensi dan efektivitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya.

B.     Tujuan Inovasi Pendidikan
Setiap masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain, masalahnya bersifat kompleks, sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Inovasi pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
Menurut Santoso (1974) dalam bukunya Fuad Ihsan menyatakan bahwa tujuan utama inovasi yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Hal senada juga datang dari Fuad Ihsan sendiri. Ia menyatakan bahwa tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.[8]
Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:[9]
a.      Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
b.     Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.
Disamping itu akan diadakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreaif, ujuan dan trampil dalam memdahkan masalahnya sendiri. Adapun jangka panjangnya adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Demikianlah beberapa hal yang berkenaan dengan tujuan dilakukannya inovasi pendidikan. Sehubungan dengan itu, tampaknya ada beberapa cara yang bisa ditempuh dalam upaya pencapaian tujuan yang dimaksud, diantaranya;[10]
1.            Cara pemerataan dan peningkatan kualitas, melalui:
a.              Meningkatkan kemampuan tenaga pengajar lewat penataran-penataran.
b.              Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar anak didik.
c.              Memantapkan nilai, sikap, ketrampilan, dan kesadaran lingkungan pada anak didik.
2.            Cara memperluas pelayanan pendidikan (kuantitas), melalui:
a.              Memberikan latihan ketrampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah.
b.              Penyebaran pesan-pesan yang merangsang kegiatan belajar mengajar.
c.              Penyebaran informasi untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan.
d.              Usaha memberikan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi yang berkembang dan realistis.
3.            Cara meningkatkan keserasian pendidikan dengan pembangunan, melalui:
a.              Menanamkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang fungsional untuk kehidupan di masyarakat.
b.              Membentuk kemampuan untuk memahami dan memcahkan masalah yang aktual dalam masyarakat.
c.              Menunjukkan jalan untuk mengembangkan ketrampilan hidup di masyarakat.
1.            Cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem penyajian, melalui:
a.                 Memberi kebebasan belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan ke arah perkembangan yang optimal.
b.                Memberikan pengalaman yang bulat agar peserta didik dapat berdiri sendiri dan menerima tanggung jawab.
c.                 Mengintegrasikan berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan.
d.                Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna, tepat saat, menarik , dan mengesankan.
1.            Cara melancarkan sistem informasi kebijakan, melalui:
a.                 Mengusahakan tersedianya saluran komunikasi dua arah yang cepat, kontinu, dan dapat diandalkan.
b.                Mengusahakan adanya komunikasi terbuka demi control dan partisipasi sosial.
c.                 Mengusahakan adanya komunikasi langsung dan merata.

C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Everett M. Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi , sebgai berikut;[11]
1.            Keuntungan relatif, ialah sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
2.            Kompatibel, ialah  tingkatan kesesuaian inovasi dengan values, pengalaman lalu,  dan kebutuhan dari penerima.
4.            Kompleksitas, ialah tingkatan kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
5.            Trialabilitas, ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh si penerima.
6.            Dapat diamati, ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.
Adapun beberapa faktor yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan adalah;[12]
1.            Visi terhadap pendidikan
2.            Pertambahan penduduk
3.            Perkembangan ilmu pengetahuan
4.            Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan
Tidak dapat dipungkiri memang, inovasi pendidikan dalam konteks ke-Indonesiaa-an secara makro pada tingkat nasional memang sangat kompleks. Hal itu karena berkaitan dengan masalah biaya, feasibilitas, validitas dari pada inovasi itu sendiri, skala percobaan, konformitas dengan kebijakan nasional, nilai-nilai birokrasi dan budaya.[13]

D.    Contoh-Contoh Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
Perlu diingat bahwa pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan. Baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sosial sesuai yang dikemukakan oleh B. Miller, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini;[14]
1.               Pembinaan personalia, misalnya; peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dsb.
2.               Banyaknya personil dan wilayah kerja, misalnya; rasio guru siswa pada satu sekolah dalam sisitem PAMONG, perubahan wilayah kepenilikan, dsb.
3.               Fasilitas fisik, misalnya; perubahan tempat duduk, perubahan pengaturan dinding ruangan, perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV, dsb.
4.               Penggunaan waktu, misalnya; pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan), pembuatan jadwal pelajaran yang dapatmemberi kesempatan mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dsb.
5.               Perumusan tujuan, misalnya; perubahan tujuan tiap jenjang pendidikan, perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, dsb.
6.               Prosedur, misalnya; penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dsb.
7.               Peran yang diperlukan, mislanya; peran guru sebagi pemakai media maka diperlukan ketrampilan menggunakan berbagai media, peran guru pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dsb.
8.               Wawasan dan perasaan, misalnya; wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, dsb.
9.               Mekanisme kerja, misalnya; perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian mahasiswa, dsb.
10.           Hubungan dengan sistem yang lain, misalnya; pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dsb.

Adapun contoh-contoh pelaksanaan inovasi pendidikan yang ada di Indonesia adalah
1.      Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
Pada awalnya proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem persekolahan komprehansif dengan nama “sekolah pembangunan”. PSPP ini ada sejak tahun 1971 dan konsepsi sekolah pembangunan ini direncanakan akan disebarluaskan ke seluruh Indonesia tahun 1974. Akan tetapi, setelah diadakannya penelitian studi kelayakan, konsepsi tersebut masih perlu dikembangkan lagi melalui proses penelitian dan percobaan yang dilakukan secara sistematis. Jenjang pendidikan yang dipakai pada PSPP adalah SD dan Sekolah Menengah.[15]
2.      Pengajaran dengan Sistem Modul
Modul merupakan program pengajaran mengenai suatu satuan bahasan yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh anak didik. Tujuan pengajaran dengan sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas belajar mengajar di sekoah, terutama yang berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara tepat guna alam mencapai tujuan secara optimal.  Adapun yang menjadi bagian dari modul meliputi, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembaran kerja, kunci lembaran kerja, lembaran tes, lembaran jawaban, dan kunci jawaban.[16]
3.      SMP Terbuka dan Universitas Terbuka (UT)
SMP terbuka adalah Sekolah Menengah Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar diselenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid.[17] Terselenggaranya SMP terbuka ini diawali dari pemikiran untuk menampung anak-anak lulusan SD yang tidak tertampung di SMP biasa. Demikian halnya, UT didirikan dalam rangka meningkatkan daya tampung perguruan tinggi.
5.            Kuliah Kerja Nyata
KKN adalah salah satu bentuk pengintegrasian antara pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian, yang terutama oleh mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi dan pemerintah daerah, dilaksanakn secara interdisipliner dan intrakurikuler. KKN sudah ada sejak tahun 1971. ide dilaksanakannya adalah banyaknya problematika yang akan dihadapi oleh mahasiswa setelah mengenyam pendidikan di almamaternya, terutama problematika kemasyarakatan yang semakin kompleks.[18]
6.            Inovasi Kurikulum
a.    Proyek Pamong
Pamong adalah singkatan dari Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru. Proyek ini adalah kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan INNOTECH (Educational Innovation and Technology), SEAMEO. Tujuan proyek pamong ini adalah untuk menjajaki dan menemukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata, yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia dan Filipina.[19]  Sasaran dari proyek pamong ini adalah sekolah dasar, mengingat saat itu hampir separo dari anak-anak di Asia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar. Kurikulum ini di terapkan di Indonesia pada tahun 1974.
b.   Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
KBK dikembangkan untuk memberikan keahlian dan ketrampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. KBK lebih menekankan pada kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan  proses pembelajaran tertentu. Adapun yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).[20]
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.
c.    Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat (KBM)
KBM adalah kurikulum yang menekankan perpaduan antara masyarakat dan sekolah guna mencapai tujuan pengajaran. Tujuan kurikulum ini adalah memberikan kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri, dan membekali mereka dengan keterampilan.
Kurikulum berbasis masyarakat ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya,
i.         kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.
ii.       kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah
iii.      disusun oleh guru-guru sendiri sehingga sangat memudahkan dalam pelaksanaannya
iv.     ada motivasi kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum dengan b sebaik-baiknya.[21]
d.   Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu disebut integrated curriculum merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit. Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun secara klasikal aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistik bermakna dan otentik.[22]
6.      Inovasi Pembelajaran
a.    Inovasi Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum dicetuskan oleh Georgi Lozanov dan dikembangkan oleh Bobby DePorter (1992). Istilah “Quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran kuantum, ada pengubahan bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Ada dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran kuantum yaitu percepatan belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan-hambatan tradisional dan fasilitasi belajar yang berarti mempermudah belajar. Asas utama yang digunakan adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”[23]
b.   Inovasi Pembelajaran Kompetensi
Kata kompetensi sebenarnya Anda telah mengenal pada bagian sebelumnya, disini kompetensi akan berkaitan dengan nuansa pembelajaran, sebab karakteristik pembelajaran kompetensi akan berbeda dengan karakteristik pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran kompetensi, siswa sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut kreativitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, guru disini sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.[24]
c.    Inovasi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
d.   Inovasi Pembelajaran melalui Teknologi Informasi
i.              Televisi (TV) Pendidikan
Program siaran televisi pendidikan dibedakan menjadi dua, yakni, TV pendidikan anak-anak dan TV pendidikan untuk umum. Sasaran TV pendidikan anak-anak adalah anak-anak usia 10-15 tahun, terutama mereka yang berada di lingkungan dengan kondisi sosial ekonominya lemah. Tujuan TV pendidikan adalah untuk mengembangkann program-program pendidikan luar sekolah dengan cara menyebarkan pesan-pesan yang tematis agar masyarakat memiliki pengetahuan dan sikap yang tepat, khususnya mengenai pendidikan kesejahteraan keluarga, pendidikan mata pencaharian dan pendidikan alam dan lingkungan hidup.[25]
ii.              Radio Pendidikan
Siaran radio pendidikan berisikan bahan-bahan untuk melaksanakan kurikulum bidang studi bahasa Indonesia, PMP, IPA, IPS, matematika, dan ilmu keguruan. Pelaksannan siaran radio pendidikan dilaksanakan secara bersama-sama diikuti para guru  dalam kelompok-kelompok belajar yang terbentuk di masing-masing sekolah tempat mereka mengajar.[26]
iii.            Internet
Pembelajaran dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi melalui jaringan internet adalah salah satu alternatif yang tepat dan dapat mengatasi berbagai persoalan pembelajaran, walaupun sistem pendidikan di Indonesia sangat heterogen karena masalah letak geografis yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan teknologi informasi. Elektronic learning (E. Learning) pada hakikatnya adalah pembelajaran melalu pemanfaatan teknologi komputer atau internet. Dapat juga disebut pembelajaran berbasis web (web based instruction ).[27]

IV.       KESIMPULAN
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan sebagai perspektif baru dalam dunia kependidikan dirintis sebagai alternatif untuk memecahkan masalah-masalah yang belum dapat diatasi dengan tuntas secara konvensional. Inovasi pendidikan dilakukan untuk menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.

V.        PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Sebagai insan yang dlaif  tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca sekalian untuk perbaikan dan evaluasi dari apa yang penulis dapat sajikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.2005.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam.Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Ihsan, Fuad.2008.Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK.Jakarta:Rineka Cipta.

Sa’ud, Udin Saefudin.2008.Inovasi Pendidikan.Bandung:Alfabeta.

Tilaar, H.A.R.1999.Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional.Magelang:Tera Indonesia


________________________________________
[1] Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2008),  cet.I, hlm. 5
[2] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam), (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2005), hlm.192-193
[3] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), cet.V, hlm. 191
[4] Udin Saefudin Sa’ud, op.cit., hlm.2
[5] Ibid., hlm. 2-3
[6] Hasbullah, op.cit., hlm. 189
[7] Udin Saefudin Sa’ud, op.cit., hlm. 6-8
[8] Fuad Ihsan, op.cit., hlm.192-193
[9] Ibid., hlm. 192
[10] Hasbullah, op.cit., hlm. 203-205
[11] Udin saefudin Sa’ud, op.cit., hlm. 21-22
[12] Hasbullah, op.cit., 193-199
[13] H.A.R. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, (Magelang:Tera Indonesia, 1999), cet. II, hlm.350
[14] Udin Saefudin Sa’ud, op.cit., hlm.8-11
 [15] Hasbullah, op.cit., hlm. 205-208
 [16] Ibid., hlm. 209-211
 [17] Fuad Ihsan, op.cit., hlm. 206
 [18] Hasbullah, op.ci., hlm. 225-230
 [19] Fuad Ihsan, op.cit., hlm.204-206
 [20] Udin Saefudin Sa’ud, op.cit., hlm. 94
 [21] Ibid., hlm. 103
 [22] Ibid., hlm.113
 [23] Ibid., hlm. 125-127
 [24] Ibid., hlm. 141-142
 [25] Hasbullah, op.cit., hlm. 232-233
 [26] Ibid., hlm.230-232
 [27] Udin Saefudin Sa’ud, op.cit., hlm. 180



0 komentar: