header ads
WHAT'S NEW?
Loading...

Cewek Kacang Tojin

Kacang Tojin
Hidup yang bergelimang kemewahan belum dirasakan cewek ini, ku kenal dia saat menjajakan kacang tojin ke warung kopi di samping toko ku berjualan. Ku lihat dia santai saja dengan gaya apa adanya, dia menggantungkan kacang tojin di dinding warung kopi, lalu dia membecara dengan pemilik warung. Aku lihat mereka berbicara dari meja depan warung, bertanya dalam hati apa ia ni dia yang mengoreng kacang tojin selezat ini?. Tidak lama kemudian dia pulang minta permisi pada pemilik warung, bapak pemilik warung itukeluar juga mengantar dia hanya beberapa langkah. Aku lihat terus terus dengan gelagat mereka, eh tiba-tiba bapak itu duduk di samping ku satu meja. Aku tanya sama bapak itu apa benar dia yang menggoreng kacang tojin ini, kenapa memang? Sahut si bapak. Nggak sih aku kan Cuma tanya saja. Enak sekali rasa kacang tojin ini ku bilang, terus bapak itu ngeledek enak kacang atau orangnya? Hiihhi aku tersenyum simpul saja. :)

Pak, sudah lama cewek tadi menjajakan menitip jual usaha dagangannya?, seingat saya sih sudah lama ya sekitar 1,5 tahunlah gitu sahut si bapak. Bapak kenal sama dia? Kenal sih tetapi Cuma sekedar partner bisnis dagang saja. Biasanya cepat tidak habiskacang tojin ini? Cepat sih bisanya 4 hari sudah laku semua karena dia Cuma titip 100 biji yang sudah masukin ketoplesnya. Setelah mendengar bapak itu menjelaskan tentang dagangan dia, aku punya siasat kalau 4 hari kedepan nanti aku harus berada di warung ini, soalnya aku tidak bisa penasaran loh, benar gak bohong. Hahhha

Waktu demi waktu telah ku lewati tibalah waktu yang ku tunggu, aku masuk warung melihat kacang tojin itu masih ada sisa 2 biji lagi. Aku pesan kopi satu cangkir dan memakan sisa kacang itu. Tidak lama kemudian dia benaran datang rupanya, aku duduk pas ditoples dia taruh kacang. Aku sambil baca koran dan pura-pura tidak tahu dia datang, eh tiba-tiba dia berdiri disamping ku, dengan sapaan yang santun dia bilang permisi bang, maaf bang saya mau ambil toples dimeja. Oh iya-iya mau isi kacang ya? Ya bang sahutnya. Pertama sih aku deg-degan juga bagaimana cara mulai komunikasi dengan dia, ee setelah mulai bicara ternyata dia sangat peramah orangnya sehingga aku pun bicara terus tanpa kesan malu-malu lagi.

Sambil dia masukin kacang ke toples pembicaraan kami pun semakin lancar, seperti kawan lama tidak jumpa begitulah kesannya. Kacangnya 100 biji telah dimasukkan ke toples, diapun ambil uang ke pemilik warung. Tidak lama kemudian dia hampiri saya, eh bang saya pulang dulu ya? Eh kenapa cepat kali pulangnya? Ya bang ada jam kuliah ini bang. Saya pun bangun dari kursi mengantar dia ke motornya. Lalu start motornya, dia mengucapkan assalamu’alaikum. Wa’alaikum salam sahutku. Hati-hati dijalan ya, terima kasih banyak jawabnya. :)

Menunggu empat hari lagi kedatangannya di warung ini. ckckckck

0 komentar: