Sedang
marak-maraknya berita masalah pendangkalan akidah di Aceh ternyata dalangnya
bukanlah orang luar, inilah berbagai opini masyarakat yang dengar dimulut orang
sekitar kita bahkan ada yang menghujat dengan kata nista terhadap pelaku yang
melakukan study di salah satu Gereja tersebut. Banyak alumni Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry kecewa dengan ulang Oknum Dosen yang membawa mahasiswa ke
gereja yang berada di Banda Aceh, seperti tulisan Misral Yusuf dalam postingan
Facebooknya semalam..
Malam ini saya di Bullly Gara2 Pemberitaan Media tentang
"Dosen UIN Ar-Raniry Ajak Mahasiswa ke Gereja"
Inilah tanggapan saya terhadap berbagai pertanyaan
saudara2 dan sahabat Fb.
Sungguh miris membaca tulisan ini, kalau memang study ke
gereja itu penting untuk pengembangan study mata kuliah terrtentu mnrut saya
hal sprt itu boleh2 saja,toh kita cma belajar.. tetapi saya melihat Ibu Rosnida
terllu Pluralis sehingga lupa terhadap batasan2 agama islam,,,Islam memang
agama yang rahmatan lil alamin,tapi dalam konteks agama kita punya pandangan
tersendiri yaitu Lakum Dinukum Waliyadin"bagimu agamamu dan bagiku
agamaku"(Qs.Al-Kafirun: 6),,, saya rasa inilah tantangan Aceh kedepan sebagai
daerah yg menjalankan syariat Islam dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh sbg Kampus
yang platformnya juga Islam bagaimana kita berupaya memagari dan membentuk
karakter masyarakat Aceh yg Islami,saya berharap kpd UIN Ar-Raniry Banda Aceh
agar bisa menjalankan fungsi kontrol trhdap seluruh civitas akademika UIN
Ar-Raniry Banda Aceh agar hal ini tidak terulang kembali, karena tindakan Ibu
Rosnida benar2 telah merugikan intitusi UIN Ar-Raniry Banda Aceh sbg kampus
Islam***MY***
Di
beberapa media sosial yang kita baca sekarang berita ini sudah menjadi trend
topik di Aceh, sebuah kementar pengguna jasa medsos disalah satu media
berkomentar, tidak salah kalau kita belajar tentang kristologi atau sejenisnya
yang penting ada etika, kalau memang menurut dosen itu untuk studi gender
mengapa harus mengambil tempat di rumah ibadah agama lain, nah dari sisi inikan
tidak sesuai kata dia.
Aceh
secara hukum telah disahkan syari’at Islam, tetapi kenapa masih ada oknum yang
yang berulah seperti ini? Apakah karena pengaruh ideologi dari luar ya? Jauh
sebelum berita ini ada, saya dan teman pernah berdiskusi tentang Perang
Pemikiran non-muslim di Aceh sangat gencar. Bisa jadi, ini bisa jadi ya,
beasiswa yang di tawarkan ke luar negeri itu hanya untuk mendangkalkan akidah
kita kali ya. Wallahu’alam.
-Nasib Aceh di ujung tandukPengaruh Ghazwul Fikri-
0 komentar:
Post a Comment